Hendrikus Hibur, Petani Manggarai Barat yang Raih Penghargaan "BIA Award 2020"
LABUAN BAJO- Birdlife Indonesia, lembaga yang bergerak di bidang konservasi diwilayah Indonesia memberikan penghargaan kepada seorang Petani asal Desa Poco Golo Kempo,Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Hendrikus Hibur.
Penghargaan itu diberikan langsung oleh Direktur Eksekutif Burung Indonesia, Dian Agista di Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat, Rabu (28/4).
Hendrikus Hibur merupakan sosok peraih penghargaan Birdlife Indonesia Association (BIA) Award 2020.
Dirinya mendapat penghargaan karena sejak tahun 2000 lalu mulai mengembangkan berbagai jenis kebun agroforestri yang memiliki nilai konservasi yang produktif secara ekonomi.
Hendrikus Hibur selama ini mengembangkan model pertanian terpadu yang menghubungkan kegiatan agroforestri, kolam ikan, dan pakan ternak.
Selain menerapkan teknik konservasi tanah dan air dengan teras dan jebakan air, pria yang juga Mantan Kepala Desa Poco Golo Kempo aktif melakukan kegiatan pemantauan layanan alam dan terlibat dalam kegiatan sertifikasi legalitas kayu.
Tidak hanya itu, sebagai bentuk kecintaannya terhadap alam, ia pun merelakan kebun jatinya sebagai kebun percontohan penanaman kayu jati seperti perawatan dan sumber benih.Hal tersebut dilakukannya sebagai bentuk kecintaan terhadap alam.
"Awalnya, banyak warga di Desa Poco Golo Kempo yang ketawa karena saya menanam berbagai jenis tanaman pertanian dan kayu.Ternyata hasilnya menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga setiap hari dan biaya pendidikan anak-anak hingga Perguruan Tinggi," ujar Hendrikus Hibur.
Hendrikus Hibur menuturkan selama musim tanam, dirinya selalu menanam kayu jati dan tanaman komoditi pertanian seperti cokelat, pinang dan buah-buahan seperti durian dan alpokat.
Dirinya selalu menanam berbagai macam jenis tumbuhan di lahan miliknya di Desa Poco Golo Kempo.
Dia mengaku alam di Manggarai Barat dan sumber daya yang ada di dalamnya merupakan harta tidak ternilai yang semestinya dipertahankan kelestariannya.
Alam yang lestari telah memberikan dirinya pendapatan ekonomi yang sangat besar dengan hasil panen komoditi pertanian yang ditanamnya.
Hendrikus Hibur menyampaikan penanaman kopi, pinang, cokelat dengan konsep pertanian agroforestri atau pengkombinasian tanaman berkayu dengan tanaman pertanian lain.
Pengembangan konsep tersebut sebagai upaya konservasi hutan Bentang Alam Mbeliling. Serta untuk menjaga kelestarian alam kawasan hutan yang merupakan sumber air bagi wilayah Kecamatan Sano Nggoang dan Mbeliling.
"Saya melindungi bentang alam Mbeliling dengan menanam kayu dan tumbuhan lainnya.Orang Tua saya,mengajarkan saya untuk tidak menebang pohon di hutan lindung," kata Hendrikus Hibur.
Direktur Eksekutif Burung Indonesia, Dian Agista menjelaskan BirdLife Indonesia Association Award kembali menghadirkan tiga tokoh yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati berikut upaya-upaya tidak kenal batas.
Mereka itu adalah Daud Lewumbani, seorang pria asal Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur yang aktif bergiat mendampingi masyarakat di Kecamatan Lewa Tidahu. Sudin Mahelatu, dari Negeri Buano Utara, Seram Bagian Barat yang
menghadirkan cara melindungi laut sekaligus menjaga adat dan kearifan lokal.
Serta Hendrikus Hibur asal Desa Poco Golo Kempo yang mengembangkan model pertanian terpadu yang menghubungkan kegiatan agroforestri, kolam ikan, dan pakan ternak.
Dia menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan oleh ketiga tokoh masyarakat di Indonesia Timur tersebut setidaknya memberi nyawa tersendiri bagi Burung Indonesia.
Penganugerahaan BIA Award tahun 2020 merupakan penghormatan bagi individu-individu yang telah berkontribusi pada pelestarian lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati di Indonesia.
Dian Agista menyampaikan, merupakan kali kedua BIA Award dianugerahkan dan akan terus dilaksanakan sebagai bagian dari komitmen Burung Indonesia dalam mendorong pelestarian burung dan habitatnya di tingkat tapak.
"Kami juga optimis muncul champion-champion lain yang menginspirasi kita semua untuk tidak lelah melestarikan lingkungan.” ujar Dian Agista. (FP-04).
Bagikan artikel ini:Kirim Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin